RSS

Doa Pembunuh Atau takdir? (the real story of baihaqi)

 

        Sebelum ke korea baihaqi mengurus surat2nya bersama adiknya sekalian jalan-jalan. Sebenarnya baihaqi gak ingin ke korea. Tapi melihat kondisi dirumah terus ayahnya juga pengin dia kekorea jadi harus nurut. Hampir setiap hari Shokheh terus nginbox

S : Mas bai jadi kekorea gak?

B : Gak tahu.

        hari berikutnya Baihaqi mendapat panggilan prelim tapi dia gak datang karna gak tahu dan belum semua dokumen diurusnya. dalam hati biarinlah gak kekorea juga. Tapi melihat perjuangan adikku dan kekecewaan orang tuaku. Apalagi diindonesia belum dapat kerjaan. Akhirnya aku mencari tahu bagaimana bisa kekorea lagi. Kata temanku datang aja pas ada panggilan prelim berikutnya meskipun gak ada nama kamu. yah dulu masih bisa. tapi kata pengawasnya itu yang terakhir. Keesokan harinya

S : mas Bai aku dirumah sakit

B : Lah... Kok bisa

 S : Tanganku terjepit mesin

B : Yang fokus dong kerjanya kheh. jangan mikir apa2. ya udah istirahat dulu. Ndang cepet sehat.

          Tiap liburan sering banget ngirim foto sambil bilang "mas bai gak ingin liburan kayak gini tah?    Dalam hati ini anak kenapa yah inbox mulu. Sampai dirumah sakit juga laporan. Apa dia ingin banget aku kekorea

S: Mas bai jadi kesini kan? 

B : gak tahu

S : katanya tanggal 10 mau kesini

B : Kata siapa kheh?orang gak. Coba aja entar tanggal 10 aku dikorea gak pasti gak ada

S : terus jadi kesini gak

B : Apa pengin banget aku ke korea? aku ini lemah, tenagaku gak ada.

S : Aku juga lemah jariku terkilir sih gak bisa lurus lagi berarti otomatis tenagaku berkurang

B : Lihat aja nanti. kalau aku ada dikorea berarti aku kekorea. Jangan terlalu berharap

S ; Mas bai kalau jadi kekorea aku titip HP indo. Entar uangnya tak transfer

      Akhirnya 2 minggu setelah panggilan prelim lewat ada panggilan prelim lainnya. Sebenarnya gak pengin ke korea lagi. tapi lihat di desa masih susah dan jika gak kekorea berarti perjuangan adikku dan ayahku sia-sia. Akhirnya aku berangkat prelim dan sebulan setelah prelim Ada panggilan terbang. 17 oktober 2019 aku sampai dikorea. Ya yang dikabari pertama dan ketemu pertama setelah teman pabrik dan adikku yo shokheh.

         Awalnya mandorku terlihat baik.  Tapi lama-kelamaan terlihat sifat aslinya  muncul. berbulan- bulan terjadi konflik baik secara perkataan maupun siksaan fisik. bosku gak bertindak sehingga dalam pikiranku "semua orang korea jahat semua". Terus saat aku tersesat ditengah jalan ada orang korea yang menolongku. saat itulah mindsetku berubah menjadi "semua orang korea yang dipabrik itu jahat". Konflik terus terjadi hampir tiap hari. sudah lapor selter juga hanya berubah sebentar. Minta tolong ketemanpun hasilnya sama. Dalam fikiranku "Gak ada yang bisa menolongku kecuali Allah dan diri sendiri. Kapan matinya sih nih orang".  Kata temanku "Doain aja biar mandormu mati". Kataku " gak usah didoain juga kita semua akan mati kan?"." IYA tapi kan bisa lebih cepat atau matinya tidak wajar".  Banyak yang benci mandorku karna kerjanya malas. sering istirahat sementara yang lain masih kerja. Mandorku tiap hari selalu mabuk. dari pagi siang malam selalu minum. Lagi jam kerjapun minum. mlah pas istirahat makan siang gak makan malah mabuk.

         Setelah liburan mandorku berkata kepadaku "ini mau dikerjain gak?". "ya dikerjain"jawabku. "Aku gak mau  ngerjain" kata mandorku lagi. "Kenapa?" tanyaku lagi. "capek" Jawabnya. Aku melihat wajah mandorku pucat karna habis mabuk. Dalam hati "Mabuk terus apa gak takut mati?".Aku bingung karna aku kerjanya sama dia. kalau dia gak kerja aku mau ngerjain apa. Temankupun mengadukan ini kepada bosnya dan  mandorku dimarahin. Mandorku ngambek kemudian gak mau kerja kembali kekursi duduknya. Bosnya menyuruhku untuk kerja bareng ajoshi. kata mandorku "lah ini gak dikerjain?" . "ngerjainnya kapan kalau cuma duduk-duduk" kata bosku. Akupun kerja bareng ajoshi. setelah itu mandorku pamit sama bosku. "Aku pulang" katanya. "apa begini gak mau kerja langsung pulang"saut bosku sambil marah. "Aku gak mau kerja disini lagi"kata mandorku. Akhirnya mandorku pulang. Kata temanku "Doain aja biar mandormu ketabrak mobil"."huss smbarangan". 2 minggu kemudian terdengar kabar mandorku mati. kata temanku. "Tuh kan mati beneran. gara2 kamu doain dia mati". "Aku gak doain dia mati ini nih yang doain dia mati ketabrak mobil" kataku yang menunjuk teman satunya. "aku kan doain dia ketabrak mobil" kata dia. "wahhh..... Bahaya doamu mustajab". dulu kamu doain aku nikah tahun ini nikah beneran.sekarang mandor mati beneran". "enggak aku gak doain dia mati".

                Setahun telah baihaqi lalui dikorea. kata temannya "kurang baik apa gusti Allah sama kamu?, orang yang membuatmu stress sudah gak ada. mandor sudah mati, orang bangladeshnya pindah.Nikmat mana lagi yang kau dustakan?". "iya orang bangladesh sudah pindah,jangan didoain mati". "gak ngapain doain mati?lagian mati itu takdir bukan karna doa"kataku


                 Menurutku masalah mandor mati itu takdir. karna kematian itu takdir. kalaupun karna doa itu bukan karna doaku mustajab tapi karna keadaan yang membuatnya mustajab. waktu itu kan aku teraniaya. Kalau masalah Temanku yang beneran nikah tahun ini. itu karna doanya emang ditempat yang mustajabnya doa. "aku juga mendoakan supaya temanku menjadi baik. dan Alhamdulillah yang semuanya sudah gak mabuk-mabukan lagi disini. malah yang satunya jadi rajin sholat dan ngaji. Wallahu 'alam Bisshowab.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar